Diary - 9 September 2025
9 September 2025,
Aku terbangun di pagi hari bersama cahaya yang menyusup dari balik jendela. Udara masih lembut dan segar, menyapa tubuh yang baru terjaga. Setelah mandi, secangkir kopi yang hangat menjadi teman, dan juga ditambah dengan aroma mie yang sederhana namun mengenyangkan. Pagi ini terasa seperti pesan kecil bahwa kebahagiaan bisa sesederhana itu.
Pagi menjelang siang pada hari ini aku melangkah ke kampus untuk mengambil KTM (kartu tanda mahasiswa). Sebuah kartu kecil, namun menyimpan arti besar seperti tanda dimulainya langkah baru dalam perjalanan untuk menggapai ilmu dan impian. Setelah itu, aku kembali ke kos yang kecil tapi berkesan bermakna dengan hati yang sedikit lebih ringan.
Pada sore harinya, Aku berjalan menelusuri senja. Langkahku menyapa jalanan yang ramai, mataku menatap langit yang perlahan berubah menjadi jingga. Senja mengajarkan ku bahwa perpisahan pun bisa indah, dan setiap hari yang berakhir menyimpan janji akan esok yang baru.
Tak terasa lama malam pun tiba kembali, Aku duduk bersama teman-teman di sebuah kedai semoa yang sederhana tapi sangat bermakna, dan ditemani dengan sebuah aroma kopi yang mengharumkan. Percakapan sederhana pun selalu datang bersamaan dengan tawa ringan sebagai menjadi pengikat kebersamaan. setelah malam menjelang sengat gelap dan jalan-jalan mulai sepi hanya tersisa hembusan angin malam dan sebuah hujan kecil yang mulai berjatuhan, aku pulang menuju ke tempat singgah yaitu sebuah kos yang sederhana ini untuk beristirahat. Saat aku kembali ke kos, aku mulai belajar dan membuka setiap halaman-halaman baru, polpen mulai ku pegang dan menyusun sebuah kalimat dan aku memulai untuk menulis tentang apa yang telah aku lakukan hari ini, dan merenungi apa yang terjadi padaku di hari ini. Dalam keheningan malam dan ditemani suara hujan yang turun, aku sadar bahwa keseharian yang sederhana ini pun bisa menjadi penuh makna bila dijalani dengan hati yang tenang dan hati yang tulus.
Komentar