Surat Semesta



Surat Semesta

Di malam sunyi tanpa alamat,
langit menulis pesan lewat bintang-bintang,
angin berbisik dalam bahasa rahasia,
dan daun gugur pun menyampaikan salam.

Kepada jiwa-jiwa yang mencari arti,
semesta menulis surat tanpa tinta—
melalui peluh di dahi petani,
melalui air mata di pipi sunyi.

"Jangan kau tanya mengapa badai datang,
tanyalah dirimu, apa yang telah kau tanam.
Jangan kau sesali kepergian,
sebab kehilangan adalah guru yang diam."

Surat itu tak dikirim lewat pos,
tapi lewat denting waktu yang tak bisa kau tolak.
Setiap pagi yang menyala,
setiap senja yang redup,
adalah amplop-amplop dari langit
yang menunggu untuk dibuka dengan hati.

Semesta tak pernah membentak,
ia hanya memberi tanda—
di patahnya harapan,
di tumbuhnya harapan baru,
di sunyinya malam,
dan riuhnya doa-doa yang tak bersuara.

Bacalah, wahai manusia,
dengan mata yang tak hanya melihat,
tapi juga memahami.
Karena surat semesta
bukan untuk dibaca,
tapi untuk dirasakan.


By : Muhammad Maulana Firmansyah

Komentar

Postingan Populer