Diary - 15 September 2025
Senin, 15 September 2025. Aku mulai bangun dengan rasa yang begitu mengangutuk dan menyapa pagi hari ini seperti biasanya, dengan ditemani sebuah secangkir hangatnya kopi dan hangatnya Indomie, walaupun begitu sederhana dari itu lah aku belajar bahwa hal yang sangat begitu sulit dari diri kita adalah untuk tetap bersyukur. Aku menyambut pagi ku dengan sangat penuh kehangatan dan senyuman kecil yang ada diwajahku, karena dimana pembelajaran dikampus dan sebuah perjalanan seorang anak yang pemalu ini akan segera dimulai.
Pada hari pertama pembelajaran, kampus pun dimulai dengan di adakannya daring kerana kelas ku tidak mendapatkan ruangan yang akan diisi banyak orang-orang baru. Walaupun daring, aku sangat bersyukur karena adanya dua mahasiswa yang satu kelas dengan ku berkenan untuk zoom bersama diriku, obrolan kecil pun selalu berdatangan dengan diawali saling berkenalan 1 sama lain, dan berbagi pengalaman selama sebelum masuk di dunia perkuliah-an dengan diikuti sebuah tawa yang kecil tapi selalu ada makna dibaliknya.
Matahari sudah ingin dirinya naik lebih tinggi, aku berjalan keluar dari kamar kos kecil ini dengan penuh semangat karena aku akan bertemu dengan orang-orang baru, menelusuri jalan untuk menuju ke kampus tempat ku belajar. Yang dimana saat English Day berlangsung ada seorang Dosen yang sangat baik dan sangat ceria, menerangkan di depan dengan sebuah senyuman dan berkata tentang penting nya kita untuk belajar bahasa inggris untuk masa depan kita kemudian. Lalu, ada 2 anak mahasiswa maju untuk perwakilan masing-masing jurusanya, yang satu sangat pandai berbicara bahasa inggris, dan satunya adalah seseorang anak yang mempunyai sifat sangat pemalu yang akan memulai perjalananny hari ini,, anak itu adalah aku. Dimana saat aku maju dan salah satu perwakilan dari prodi lain maju banyak tatapan, tawa, dan tepuk tangang yang tertuju kepada ke duannya, walaupun diriku begitu sangat enggan maju tapi aku harus menahan rasa malu ku untuk terus berjalan maju.
Seketika english days selesai, ada satu jam untuk diriku mengistirahatkan sebuah jiwa yang begitu lelah, dan mengisi tenaga ku kembali untuk matkul ke2 yang akan ku jalani. Dimana ada sebuah suara kecil yang tiba-tiba datang entah dari mana, ia berkata, "lakukanlah dengan sesukamu, kamu harus lari dari masalalu mu, dan kamu harus sembuh dari luka yang telah dibuat mereka."
Pembelajaran kuliah pun berlanjut, orang-orang baru selalu berdatangan dari balik pintu kelas, dan memasuki ruang kelas yang sudah disiapkan, suara yang begitu gemuruh mengisi kesunyian yang ada di dalam kelas. Tak lama ada seseorang dosen datang dari balik pintu dan langsung memperkenalkan siapa beliau.
Ia, mulai meng absen satu per satu mahasiswa baru yang ada di dalam ruang yang sangat dipenuhi orang-orang baru, dan beliau melemparkan sebuah pertanyaan kecil kepada mahasiswa yang beliau absen satu persatu. Perkenalan pun telah usai, beliau langsung lanjut untuk memberikan materi dasar tengtang akutansi, macam-macam akutansi, dan juga beliau memberikan sebuah cerita yang telah beliau alami. Di kelas ini, kami tidak belajar tentang materi saja. Kami juga belajar tentang pengalaman beliau sampaikan kepada kami, supaya kami tau apa yang seharusnya kami lakukan dengan baik kedepannya.
Tak lama kemudian kelas pun telah usai, ibu dosen yang keluar dengan senyuman lega dan diikuti kami yang ingin segera pulang, dan ingin segera berkumpul pada teman-teman nya ataupun keluarganya masing².
Tak lama sore pun tiba, aku jalan menuju ke kamar menelusuri lorong dan menaiki anak tangga dengan rasa lelah yang bersemayan dijiwa ku. Aku membuka pintu perlahan menatap kamar yang begitu sunyi, aku mulai membaringkan badan ku untuk beristirahat dan lalu tertidur pulas tanpa sadar bahwa matahari telah terbenam di ufuk barat.
Tak lama suara adzan maghrib dan hari yang memulai untuk merubah warnanya menjdi hitam pun membangunkan ku untuk menuntut ku melakukan sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh ku, aku bergegas ke kamar mandi untuk membasuh muka, mengambil air wudhu dan melakukan kewajiban yang seharusnya aku lakukan.
Aku mulai keluar dari kamar ku kembali karena ada perut yang meminta hak nya, aku menelusuri jalan dengan ditemani malam yang gelap, dan suara motor yang meraung-raung dijalan. Ketika perut ku sudah mendapatkan hak yang ia ingan kan, aku kembali pulang ke kamar kos kecil ini yang akan menyimpan sebuah kenang untuk ku yang tak akan pernah terlupakan. Dan aku memulai membuka kembali lembaran-lembaran kosong di buku harian ku lalu menulisnya dengan sebuah pena tinta hitam yang tak akan pernah pudar, dan aku mengetiknya kembali di apk catatan yang di handphone ku sendiri.
Hari ini mungkin tampak begitu sangat sederhana hanya tentang kopi, tawa kecil, kelas pertama, dan rasa lelah yang singgah didalam jiwa. Namun di balik semua itu, aku menemukan sebuah arti yang lebih dalam bahwa setiap langkah kecil, setiap rasa malu yang aku lawan, setiap senyum yang aku bagikan, adalah sebuah bagian dari perjalanan panjangku. Aku tidak begitu tahu apa yang akan menantiku di esok hari, tetapi aku tahu hari ini telah mengajarkanku untuk berani, bersyukur, dan tetap untuk terus berjalan maju. Semoga di esok hari pun aku bisa menyapanya dengan hati yang sama kembali. -ucup
Komentar